Iman kepada malaikat, meskipun berdasarkan kepada dalil naqli, namun pada
hakekatnya, keberadaannya wajib diyakini karena penukilannya bersumber
dari sesuatu yang secara akal sudah dipastikan kebenarannya, yakni
Al-Qur’an.
Dengan
keimanan yang utuh terhadap malaikat, seorang muslim akan berhati-hati dalam
berbuat, karena ia yakin sang malaikat akan senantiasa mencatat amal baik dan
buruknya. Selain itupun akan lebih berani dan optimis dalam mengarungi
kehidupan, khususnya dalam mengenban dakwah, karena ia yakin selalu
“dikawal”oleh tentara Allah yang perkasa, yakni para malaikat.
Banyak aspek yang harus diimani manakala
seorang muslim hendak mendapatkan kesempurnaan iman kepada Allah swt. Allah swt
telah menciptakan dan menetapkan segala sesuatu yang harus diimani,
dilakasanakan, dan atau ditinggalkan. Salah satu aspek yang harus dipenuhi oleh
seorang muslim untuk dapat memperoleh kesempurnaan iman kepada Allah swt adalah
juga dengan beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt.
Beriman kepada malaikat merupakan salah satu
perkara yang wajib dimiliki oleh setiap jiwa-jiwa muslim. Karena hal ini
merupakan salah satu syarat untuk menuju kesempurnaan iman kepada Allah swt.
Beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt merupakan satu perkara wajib, yang
telah diperintahkan bagi umat muslim oleh Allah swt dan Rasulullah saw,
sebagaimana tercantum di dalam Al Quran dan Al Hadits. Berikut beberapa dalil
berkenaan dengan iman kepada malaikat-malaikat Allah swt yang kami kutip dari
Al Quran dan Al Hadits.
Firman
Allah swt:
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 136)
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya
Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 98)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al Baqarah: 285)
“Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi
hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat
(kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan
diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.” (QS. An Nisa’: 172)
“Dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung
‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al Haqqah: 17)
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya
dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan
ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar
itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al Muddatstsir: 31)
“(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum
bima shabartum”. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’du: 23-24)
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit
dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai
rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu
bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiyaa’: 19-20)
Sabda
Rasulullah saw:
“Rasulullah saw. pada suatu hari bersama para
sahabat, lalu seorang laki-laki datang padanya kemudian berkata; “Ya
Rasulullah, apakah iman itu?” Rasul menjawab, “Iman
adalah kamu beriman pada Allah, malaikat, kitabNya, bertemu denganNya, para
Rasul, dan beriman kepada hari kebangkitan.””
“Ya Allah Tuhannya Jibril, Tuhannya Mikail,
Tuhannya Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui alam ghaib dan alam
nyata, Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam apa yang mereka
perselisihkan, berilah aku petunjuk kepada kebenaran yang mereka berselisih di
dalamnya dengan izin-Mu, karena Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau
kehendaki ke jalan yang lurus.” (HR. Muslim)
Malaikat dan Asal Usul Kejadiannya
Malaikat diciptakan Allah sebelum jin,
manusia dan alam semesta. Adapun asal kejadian mereka, sesungguhnya Al
Qur’an tidak menjelaskannya. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa malaikat itu dicipyakan
Allah dari cahaya(nur), tanpa menerangkan bagaimana karakteristik cahaya(nur)
tersebut. Oleh karena itu dzat malaikat yang sebenarnya tidak mungkin dapat
dijangkau akal, karena ia berada diluar jangkauan panca indera dan akal
manusia. tetapi wujudnya pasti, yang menurut penjelasan Al Qur’an, mereka
berada di langit dan di bumi dan saling berpindah tempat diantara keduanya.
Perlu di ketahui, bahwasannya Allah SWT dalam
menciptakan MaIaikat terdapat empat Malaikat yang mulia, yaitu: Israfil,
Mikail, Jibril dan Izrail. Kepada keempat Malaikat yang mulia itulah kemudian
Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada di alam semesta ini.
Kemudian kepada Malaikat Jibril Allah memberi tugas sebagai penyampai wahyu dan
risalah, pada Malaikat Mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan
pembagi rizki, pada Malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa
dan pada Malaikat israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu
riwayat Ibnu Abbas ra. berkata: Bahwasannya Malaikat Israfil memohon kepada
Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh, kemudian Allah
mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin, Allah juga
memberinya kekuatan untuk mencabut gunung, kemudian Allah memberinya kekuatan
memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari
bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya, sedangkan beberapa mulut dan
lisannya ditutup dengan beberapa hijab, yang sama membaca tasbih kepada Allah
di setiap lisannya dehgan seribu bahasa. Kemudian dari Israfil itulah Allah
menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allah SWT sampai
hari kiamat.
Di antara Malaikat yang
diciptakan dari jasad Malaikat Israfil yaitu : Hamalatul Arsy (Malaikat penjaga
Arsy) dan Kiramul Katibin (Malaikat pencatat amal perbuatan). Wujud mereka sama
dengan Malaikat Israfil as. Malaikat Israfil setiap hari dan setiap malam
melihat neraka tiga kali, maka merendah dirilah ia, dan menangis hingga
badannya lemas, karena lemasnya diumpamakan seperti tali tambur. Dan
tangisannya yang menyayat, andaikan Allah SWT tidak membendung aliran air mata
Malaikat Israfil, sungguh, bumi ini akan penuh dengan air matanya, maka jadilah
air mata itu bagaikan banjir taufan yang pernah dialami oleh Nabi Nuh beserta
umatnya. Karena besarnya Malaikat Israfil andaikan ditumpahkan seluruh air laut
dan air telaga di atas kepalanya, maka air itu jatuh bagaikan setetes air dari
bumi.
iman kepada Malaikat berdasarkan dalil naqli,
sebab akal tidak pernah mampu menjangkau eksistensi/keberadaan malaikat .
dalail syara tentang adanya malaikat berasal dari ayat-ayat Al Qur’an dan
sunnah Rasul, diantaranya adlah firman Allah SWT :
“ Allah telah terangkan bahwasanya tidak ada
illah selain Dia, Yang menegakkan keadilan dan disaksikan oleh para
malaikat dan alhi-ahli ilmu. Tidak ada Ilah selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” ( QS Ali Imran 18 )
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah
(sungguh-sungguh) kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang
diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
(Ketauhilah bahwa) siapa saja kafir terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (QS An-Nisa 136)
Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat
Islam adalah sebagai berikut:
- Selalu
bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
- Suci dari
sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan,
tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
- Selalu
takut dan taat kepada Allah.
- Tidak
pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
- Mempunyai
sifat malu.
- Bisa
terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
- Tidak
makan dan minum.
- Mampu
mengubah wujudnya.
- Memiliki
kekuatan dan kecepatan cahaya.
Malaikat tidak pernah lelah dalam
melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib,
wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh
manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh
panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri
dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah
Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya,
penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada
saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.
Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang
berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.
Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal
istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah
dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta
dari cahaya.
Tugas-Tugas Malaikat
Al Qur’an dan sunnah Rasulullah telah menunjukkan berbagai tugas malaikat
yang bekerja menurut perintah dan seidzin Allah untuk mengatur apa yang ada di
langit dan di bumi serta apa yang ada dan terjadi diantara keduanya. Misalnya,
ada yang ditugaskan untuk mengatur peredaran Matahari, bulan dan bintang,
mengatur peredaran awan dan turunnya hujan, mengatur terjadinya proses
pembentukan janin didalam rahim. Ada pula yang ditugaskan untuk menjaga dan
mengawasi setiap manusia, menghitung dan menulis amal usaha manusia. Selain
itu, ada pula yang ditugaskan untuk mencabut nyawa, bertugas di jahannam dan
jannah, dan tugas-tugas lainnya. Jadi, para malaikat adalah tentara Allah yang
paling banyak dari segi kuantitas dan paling banyak dari segi tugas-tugasnya.
Inilah tentara yang paling agung. sebab merekalah yang mengatur alam
semesta dengan idzin Allah.
Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Tentang tugas-tugas malaikat, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan :
“Allah telah mewakilkan para malaikat untuk
mengatur langit dan bumi. Mereka (para malaikat itu) bekerja dengan seidzin dan
atas perintah Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT di dalam Al-Qur’an kadang
menyebutkan bahwa pengaturan tersebut diserahkan kepada malaikat, seperti firman-Nya:
“Demi para malaikat yang mengatur
urusan alam “ ( QS An Nazi’at 5 )
Atau terkadang tugas-tugas pengaturan seperti
itu dikaitkan (tersangkut langsung) terhadap Allah, seperti firman-Nya:
“Sesungguhnya Rabbmu adalah Allah yang menciptakan
langit dan bumi dalam enam hari, kemudian ia bersemayam di atas arasy untuk
mengatur segala urusannya” (QS Yunus 3)
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi
rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari dan mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab
:’Allah’. Maka, katakanlah: ‘Mengapa kalian tidak bertaqwa(kepada-Nya)?” ((QS
Yunus 31)
Jadi, Allahlah pengatur alam ini dengan perintah (idzin) dan kehendakNya,
sedangkan malaikat mengatur alam ini hanya menjalankan atau melaksanakan
perintah saja.
Perhatikan firman Allah SWT :
“Sehingga bila datang kematian apada
salah seorang diantaramu, lalu utusan-utusan Kami mewafatkannya, sedangkan para
utusan (malaikat kami) itu tidak pernah lengah” ( QS Al An’am 61 )
Atau, terkadang Al Qur’an menyebut bahwa allahlah yang mematikan
makhluk-Nya, seperti firman-Nya :
“Allahlah yang mewafatkan jiwa
ketika datang kematiannya” (QS Az-Zumar 42)
Ibnu Qayyim lebih lanjut menjelaskan :
“Sesungguhnya para malaikat yang bertugas dengan idzin Allah untuk mengatur
urusan manusia sejak terjadinya proses pembuahan di dalam kandungan, sampai
matinya manusia. Merekalah yang ditugaskan untuk memproses dan mengembangkannya
tahap demi tahap sampai kepada bentuk manusia yang sempurna. Mereka jugalah
yang menjaga ketika janin itu masih berada dalam tiga lapisan (chorion,
alantion, dan amnion) di dalam kandungan. mereka yang mencatat rezekinya, amal,
ajal, sengsara, bahagia dan mengikuti manusia dalam setiap keadaan, serta
mencatat perkataan dan perbuatannya. mereka melindunginya sewaktu manusia hidup
dan mencabut nyawanya serta menghantarkan nyawa itu kembali kepada Allah yang
menciptakan-Nya.
Kitabullah dan sunnah menyebutkan jenis malaikat yang ditugaskan mengatur
urusan-urusan makhluk-makhluk yang diciptakan. Allah telah menugaskan
sebagian malaikat-Nya untuk mengatur gunung (meletuskan atau
memunculkannya), sedang sebagian lainnya ada yang ditugaskan untuk membawa awan
dan menurunkan hujan. Adapaun yang ditugaskan untuk mengatur semua proses yang
terjadi di dalam rahim, dari pencampuran air mani dan sel telur dan ada pula
yang ditugaskan mengatur peredaran tata surya... Jadi malaikat adalah tentara
Allah yang paling agung.”
Beliau menyebutkan ayat-ayat Al Qur’an mengenai hal ini (baca QS Al-Mursalat 1-5,
An-Naziat 1-5, Ash-shaffat 1-3).
Jumlah malaikat dan kekeliruan manusia
terhadap Wujud Malaikat
Pada hakekatnya malaikat itu sangat banyak,
tak ada yang mengetahui jumlahnya, Allah berfirman:
“Dan Tidak kami jadikan penjaga jahannam itu melainkan
dari malaikat. Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan
menjadi cobaan bagi orang-orang Kafir, suapaya orang-orang yang diberi Al-Kitab
menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya
orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan
supaya orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan orang-orang Kafir
mengatakan : “Apakah yang dikehendaki allah dengan bilangan ini sebagai suatu
perumpamaan? Demikianlah, Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan
tidak ada yang tahu tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan jahannam
Saqar itu tiada lain melainkan peringatan bagi manusia” (QS Al-Muddatstsir 31)
Dalam ayat ini disebut bahwa mereka adalah tentara Allah, yaitu bertindak
sebagai pelaksana tugas dan memiliki kekuatan dahsyat. Mereka bukanlah
anak-anak Allah atau gadis-gadis Allah seperti apa yang dipercayai oleh
sebagian bangsa Arab dahulu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka itu Ilah.
Allah telah membantah pandangan mereka dengan tegas:
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang
hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu dianggap perempuan. Apa mereka
menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu?
Kelak pasti dituliskan (bohongnya) kesaksian
mereka dan mereka pasti dimintai pertanggungjawaban” (QS Az-Zukhruf 19)
Seluruh malaikat, mempunyai sikap dan sifat mulia. Diantara sifat-sifat
itu adalah mereka senantiasa patuh, takut dan taat kepada Allah, menghindarkan
diri dari tergelincir ke jurang kemaksiatan serta selalu bertasbih siang malam
terus menerus.
“Sesungguhnya Al-Bait Al-Ma’mur (rumah di
langit ke tujuh yang dikelilingi para malaikat) dalam setiap hari dimasuki
tujuh puluh ribu malaikat dan mereka tidak keluar daripadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Pada hari Jum’at, di setiap pintu-pintu
masjid terdapat malaikat-malaikat yang menulis. Orang pertama dan seterusnya.
Jika imam telah duduk, maka para malaikat menutup buku catatannya, kemudian
mereka mendengarkan dzikir.” (HR. Imam Malik, Hadits ini shahih)
“Terkadang malaikat menjelma kepadaku seperti
orang laki-laki, kemudian ia berbicara kepadaku dan aku memahami apa yang ia
ucapkan.” (HR. Bukhari)
“Malaikat malam dan malaikat siang secara
bergantian datang kepada kalian.” (HR. Bukhari)
“Allah menciptakan malaikat dari cahaya,
menciptakan jin dari nyala api, dan menciptakan Adam dari apa yang telah
disifatkan (dijelaskan) kepada kalian.” (HR. Muslim)
Macam-macam
malaikat dan tugasnya
Malaikat adalah hamba Allah
yang dimuliakan dan utusan Allah yang dipercaya. Allah
menciptakan mereka khusus untuk beribadah kepada-Nya. Mereka bukanlah
putra-putri Allah dan bukan pula putra-putri selain Allah . Mereka
membawa risalah Allah , dan menunaikan tugas masing-masing di alam ini. Mereka
juga bermacam-macam, dan masing-masing mempunyai tugas-tugas khusus. Di antara
mereka adalah:
a. Malaikat yang ditugasi
menyampaikan (membawa) wahyu Allah kepada Rasul-Nya . Ia adalah Ar-Ruh
Al-Amin atau Jibril .
Allah berfirman:
“Dia dibawa turun oleh
Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 193-194)
Allah menyifati
Jibril dalam tugasnya menyampaikan Al-Qur’an dengan sifat-sifat yang
penuh pujian dan sanjungan:
“Sesungguhnya Al Qur’aan
itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),
yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang
mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
b.
Malaikat yang diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah .
Hal ini ditunjukkan oleh
hadits Muslim dan Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda:
“Tatkala seorang laki-laki
berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun
fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah
yang berbatu hitam, maka saluran air di situ –dari saluran-saluran yang ada-
telah memuat air seluruhnya…” (HR. Muslim, 4/2288).
Ini menunjukkan bahwa curah
hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak Allah.
c.
Malaikat yang diserahi terompet shur (sebagaimana yang ditafsirkan Rasulullah
adalah tanduk yang ditiup), yaitu Israfil .
Ia meniupnya sesuai dengan
perintah Allah dengan tiga kali tiupan; Tiupan Faza’ (ketakutan), Tiupan
Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang disebut Ibnu
Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri firman Allah :
“…di waktu sangkakala
ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan Dialah Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 73)
Dan firman Allah :
“…kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. Al-Kahfi: 99)
Dan ayat-ayat lainnya yang
ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
d.
Malaikat yang ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-rekannya.
Tentang tugas malaikat ini
Allah berfirman:
“Katakanlah: “Malaikat maut
yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada
Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)
Allah juga berfirman,
“Dan
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami,
dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”
(QS. Al-An’am: 61)
e.
Para malaikat penjaga Surga.
Allah mengabarkan
mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang yang
bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula).
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di
dalamnya”. (QS. Az-Zumar: 73)
f.
Para malaikat penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah.
Para pemimpinnya ada 19 dan
pemukanya adalah malaikat Malik . Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah
ketika menyifati Neraka Saqar:
“Tahukah kamu Apakah
(neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka
Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas
(Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari
Malaikat.” (QS. Al-Mudatstsir: 27-31)
Dan Allah bercerita tentang
penduduk Neraka:
“Mereka berseru, ‘Hai
Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap
tinggal (di Neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf: 77)
g.
Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala keadaan/ihwalnya.
Mereka adalah (malaikat)
Mu’aqqibat, sebagaimana yang diberitakan Allah dalam firman-Nya:
“Sama saja (bagi Tuhan),
siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang
dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan
(menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 10-11)
Dan firman Allah :
“Dan Dialah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu
malaikat-malaikat penjaga…” (QS. Al-An’am: 61)
h.
Para malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik
maupun amal yang buruk.
Mereka adalah Al-Kiram
Al-Katibun (para pencatat yang mulia). Mereka masuk dalam golongan Hafadzhah
(para penjaga), sebagaimana firman Allah :
“Apakah mereka mengira,
bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? sebenarnya (kami
mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi
mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 80)
Allah juga
menyatakan, “(Yaitu)
ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qaaf: 17-18)
Juga, “Padahal
Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)
Nama
nama dan tugas para malaikat
Di antara para
malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui
sebagai salah satu Rukun Iman,
berdasarkan Al Qur'an, hadits dan
kitab-kitab. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas mereka adalah sebagai
berikut:
- Jibril - Pemimpin para malaikat,
bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para
nabi dan rasul.
- Mikail - Pembagi rezeki kepada seluruh
makhluk.
- Israfil - Peniup sangkakala pada hari kiamat.
- Munkar dan Nakir - Pemeriksa amal manusia di alam barzakh.
- Malaikat
Maut
- Para pencabut nyawa seluruh makhluk, dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
- Para
pencabut dengan keras,
- Para
pencabut dengan lembut.
- Malaikat
penjaga surga
- Penjaga pintu syurga.
- Malik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan
penjaga neraka.
- Zabaniah - 19 malaikat penyiksa dalam
neraka yang bengis dan kasar.
- Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari kiamat jumlahnya akan
ditambah empat menjadi delapan.
- Darda'il - Malaikat yang mencari orang
yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan.
- Hafazhah
(Para Penjaga)
- Kiraman Katibin - Para malaikat pencatat yang
mulia, ditugaskan mencatat amal manusia sewaktu manusia itu
hidup di dunia hingga di alam barzakh, kemudian malaikat tersebut menjadi
saksi disidang hisab di Mahsyar.
- Mu’aqqibat - Para malaikat yang selalu
memelihara (menjaga) manusia dari kematian sampai waktu yang telah
ditetapkan yang datang silih berganti.
- Malaikat
Qarin
- Para malaikat pendamping manusia dari lahir hingga ajalnya, bertugas
membisikkan hal-hal kebenaran dan kebaikan.
- Malaikat
Arham
- Malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruh, menetapkan rizki, ajal,
amal dan celaka atau bahagia pada 4 bulan kehamilan.
- Jundallah - Para malaikat perang yang
bertugas membantu nabi dalam peperangan.
- As-Sijilli - Malaikat yang memberitahukan
kepada Harut
dan Marut
tentang makhluk yang pernah membuat kerusakan dan pertumpahan darah
dibumi.
- Ad-Dam'u - Malaikat yang selalu menangis
jika melihat kesalahan manusia.
- An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan
dengan unsur api dan duduk disinggasana berupa nayala api, ia memiliki
wajah kuning tembaga.
- Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi
besarnya bumi besera isinya dikatakan ia memiliki 70 ribu kepala.
- Malaikat
berbadan api dan salju
- Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar
serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti
berzikir.
- Ar-Ra'd - Malaikat pengatur awan dan hujan, ia mengaturnya dengan
menggunakan petir sebagai cambuk.
- Penjaga
matahari - Sembilan Malaikat yang
menghujani matahari dengan salju.
- Malaikat
Rahmat
- Para penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia datang
bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab.
- Malaikat
`Azab
- Para pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia datang bersama
dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.
- Malaikat
penggiring - Para malaikat
yang menggiring manusia di Mahsyar, malaikat itu bersama dengan
malaikat penyaksi (Kiraman Katibin).
- Malaikat
pegunungan - Malaikat yang
menjaga pegunungan.
- Malaikat
Bayt al-Makmur
- 70 ribu malaikat yang setiap hari masuk ke Bayt al-Makmur
kemudian salat dan mereka tidak akan keluar dari dalam tempat tersebut.
- Malaikat
penyeru manusia
- Penyeru
bulan Ramadhan
- Satu malaikat yang terus menerus memanggil manusia beriman untuk
bergembira dan manusia jahat untuk menahan segala kejahatan ketika malam
pertama bulan Ramadhan hingga fajar
- Penyeru
dari pintu-pintu Surga
- Para malaikat yang berseru kepada orang beriman untuk memasuki
pintu-pintu tertentu tergantung dari amal ibadahnya.
- Penyeru
kebaikan setiap hari
- Dua malaikat yang setiap hari berseru yang didengar oleh seluruh
makhluk-Nya kecuali manusia dan jin.
- Malaikat
Laylat al-Qadr
- Jibril dan serombongan malaikat yang turun setiap Laylat al-Qadr
pada bulan Ramadhan.
- Pengendali
tali Neraka Jahannam
- 70 ribu malaikat yang mengendalikan tali kekang Neraka Jahannam.
- Pendoa
manusia yang mendoakan saudaranya - Para malaikat yang berkata,
"Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah do’anya bagi saudaranya) dan
engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan", kepada orang yang
mendoakan kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan mereka.
- Penyampai
doa pujian - Dua belas
malaikat yang berebutan untuk menyampaikan doa pujian salah seorang sahabat
nabi kepada Allah.
- Pelindung
dan pemberi dukungan orang beriman - Para malaikat yang pelindung
orang-orang beriman ketika hidup didunia dan akherat, ketika orang beriman
dalam keadaan sekarat mereka akan memberikan dukungan.
- Pembeda
haq dan bathil
- Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan
salah kepada manusia dan jin.
- Penentram
hati - Para malaikat
yang mendoakan seorang mukmin untuk meneguhkan pendirian sang mukmin
tersebut.
- Penjaga
pintu langit
- Tujuh malaikat yang menjaga tujuh pintu langit. Mereka diciptakan oleh
Allah sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
- Pemberi
salam ahli surga
- Para malaikat yang memberikan salam kepada para penghuni surga.
- Pemohon
kerahmatan (belas kasih)
- Pemohon
ampunan orang beriman
- Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan
bagi kaum yang beriman.
- Pemohon
ampunan manusia di bumi
- Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi
orang-orang yang ada di bumi.
- Pemohon
ampunan para lelaki yang salat di masjid - Para malaikat yang mendoakan
ampunan bagi para lelaki yang ikhlas salat berjamaah di masjid.
- Pemohon
ampunan pembesuk orang sakit - 70 ribu malaikat yang mengiringi dan mendoakan
ampunan bagi umat muslim yang membesuk orang sakit.
- Pemohon
ampunan orang yang bershalawat kepada Nabi - Para malaikat yang mendoakan
ampunan bagi orang-orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad
- Pemohon
ampunan orang yang mengajarkan kebaikan - Para malaikat yang mendoakan
ampunan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia.
- Pemohon
ampunan orang tidur dalam keadaan suci - Para malaikat yang berada
didalam pakaian orang tidur dalam keadaan suci.
- Penghormat
penuntut ilmu
- Para malaikat yang berhenti terbang karena ingin mendengarkan ilmu atau
menghormati orang yang mencari ilmu pengetahuan.
- Pengatur
urusan dunia
- Malaikat yang mengatur urusan manusia didunia.
- Pendengar
bacaan Qur'an
- Pendengar
bacaan Qur'an manusia ketika salat - Para malaikat yang
mendengarkan dan menelan bacaan Qur'an ketika manusia salat.
- Pendengar
bacaan sahabat nabi
- Malaikat yang mendengarkan bacaan Qu'ran Usayd bin Hudhayr.
- Pendo'a
orang yang berinfaq dan orang kikir - Para malaikat yang berdoa
setiap pagi dan sore untuk orang yang berinfaq dengan doa kebaikan dan
penahan infaq dengan doa kehancuran.
Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak
ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama
malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat.
Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat
Maut.
Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali
dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan
sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.
Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut
namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah:
97,98 dan QS 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah: 98) dan Malik (QS Al
Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.
Perbedaan
manusia dan malaikat
Perbedaan manusia dan malaikat dapat di lihat
dari berbagai segi. Pertama, perbedaan dalam asal kejadiannya. Di dalam
Al-Quran diterangkan dengan jelas asal terjadinya manusia, yaitu dari tanah
liat, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Hijr ayat 26: “Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk”.
Mengenai malaikat ini Al-Quran tidak
menjelaskan asal terjadinya, tetapi Nabi SAW menerangkan bahwa malaikat itu
dijadikan dari cahaya, sebagaimana sabdanya: “Malaikat itu diciptakan dari
cahaya sedangkan jin dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah
diterangkan pada semua (dari tanah).” (HR Muslim dari Aisyah).
Kedua, perbedaan dalam sifat-sifatnya. Ada
beberapa hal yang membedakan sifat-sifat manusia dan malaikat.
1) Manusia mempunyai akal, nafsu, dan perasaan
sedangkan malaikat tidak.
2) Manusia merupakan mahkluk kasar (nyata)
yang perlu makan dan minum, berlainan jenis, serta melakukan perkawinan,
sedangkan malaikat merupakan mahkluk halus (ghaib) yang tidak dapat dilihat
dengan mata biasa. Malaikat itu bukan laki-laki dan bkan perempuan. Malaikat
tidak makan dan tidak minum.
Ke-3) Manusia ada yang taat dan ada yang
durhaka kepada Allah SWT. sedangkan malaikat tidak berbuat maksiat (durhaka)
kepada Allah SWT. dan selalu taat melaksanakan segala perintah-Nya. Firman
Allah SWT: “Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil
(mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan
dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya: 26-27)
Ke-4) Manusia tidak dapat berubah wujud,
sedangkan malaikat dapat berubah wujud dan menjelma sebagai manusia atas qudrat
dan iradat Allah SWT. misalnya, malaikat Jibril pernah menampakkan diri kepada
Nabi SAW sebagai Dihyah (seorang pemuda yang tampan).
Nabi SAW bersabda: “Kadang-kadang malaikat
(Jibril) itu menjelma di hadapanku sebagai seorang laki-laki, kemudian
berbicara kepadaku, sedangkan aku juga paham (mengerti) apa-apa yang ia
katakan”. (HR Bukhari)
Iman kepada Malaikat berarti mengimani bahwa
Allah SWT dan selalu patuh mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Kedudukan
manusia dan malaikat di sisi Allah swt antara lain untuk mengawasi perbuatan
manusia, mencatat amal perbuatan manusia, mencabut nyawa manusia, menanyai
manusia dalam kubur, menyampaikan wahyu, menjaga neraka dan menjaga surga.
Kedudukan manusia dan malaikat di sisi Allah
SWT adalah bahwa manusia diciptakan dari tanah, dengan sebaik-baik bentuk dan
kejadian, sebagai khalifah di Bumi. Manusia ada yang taat dan ada pula yang
ingkar kepada Allah SWT.
Beriman kepada malaikat
Iman kepada malaikat adalah
rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu meyakini secara pasti bahwa Allah
mempunyai para malaikat yang diciptakan dari nur (cahaya), tidak pernah
mendurhakai apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap
yang Allah perintahkan kepada mereka.
Dalil-dalil yang mewajibkan
beriman kepada malaikat:
a.
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah:
“Rasul telah beriman kepada
Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”,
dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah
kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285)
Allah menjadikan iman
ini sebagai pokok aqidah (keimanan) seorang mukmin.
b.
Firman Allah I pada ayat lainnya:
“Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi…“ (QS. Al-Baqarah: 177)
Allah mewajibkan
percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengkafirkan orang-orang yang
mengingkarinya. Allah berfirman:
“… Dan barang siapa yang
kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 136)
c.
Sabda Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang iman:
“Yaitu engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, I/37 dan Al-Bukhari, I/19-20)
Rasulullah menjadikan
iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman
kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat
ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang qath’iy (pasti), sehingga
mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada
mereka berarti menyalahi kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.