Rabu, 21 Agustus 2013

IMAN KEPADA MALAIKAT



            Iman kepada malaikat, meskipun berdasarkan kepada dalil naqli, namun pada hakekatnya, keberadaannya wajib diyakini karena penukilannya bersumber dari  sesuatu yang secara akal sudah dipastikan kebenarannya, yakni Al-Qur’an.
              
          Dengan keimanan yang utuh terhadap malaikat, seorang muslim akan berhati-hati dalam berbuat, karena ia yakin sang malaikat akan senantiasa mencatat amal baik dan buruknya. Selain itupun akan lebih berani dan optimis dalam mengarungi kehidupan, khususnya dalam mengenban dakwah, karena ia yakin selalu “dikawal”oleh tentara Allah yang perkasa, yakni para malaikat.

Banyak aspek yang harus diimani manakala seorang muslim hendak mendapatkan kesempurnaan iman kepada Allah swt. Allah swt telah menciptakan dan menetapkan segala sesuatu yang harus diimani, dilakasanakan, dan atau ditinggalkan. Salah satu aspek yang harus dipenuhi oleh seorang muslim untuk dapat memperoleh kesempurnaan iman kepada Allah swt adalah juga dengan beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt.
Beriman kepada malaikat merupakan salah satu perkara yang wajib dimiliki oleh setiap jiwa-jiwa muslim. Karena hal ini merupakan salah satu syarat untuk menuju kesempurnaan iman kepada Allah swt. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt merupakan satu perkara wajib, yang telah diperintahkan bagi umat muslim oleh Allah swt dan Rasulullah saw, sebagaimana tercantum di dalam Al Quran dan Al Hadits. Berikut beberapa dalil berkenaan dengan iman kepada malaikat-malaikat Allah swt yang kami kutip dari Al Quran dan Al Hadits.

Firman Allah swt:

”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 136)
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 98)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al Baqarah: 285)
“Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.” (QS. An Nisa’: 172)
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al Haqqah: 17)
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al Muddatstsir: 31)
“(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’du: 23-24)
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiyaa’: 19-20)

Sabda Rasulullah saw:

“Rasulullah saw. pada suatu hari bersama para sahabat, lalu seorang laki-laki datang padanya kemudian berkata; “Ya Rasulullah, apakah iman itu?” Rasul menjawab, “Iman adalah kamu beriman pada Allah, malaikat, kitabNya, bertemu denganNya, para Rasul, dan beriman kepada hari kebangkitan.””
“Ya Allah Tuhannya Jibril, Tuhannya Mikail, Tuhannya Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam apa yang mereka perselisihkan, berilah aku petunjuk kepada kebenaran yang mereka berselisih di dalamnya dengan izin-Mu, karena Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.” (HR. Muslim)

Malaikat dan Asal Usul  Kejadiannya
               
Malaikat diciptakan Allah sebelum jin, manusia dan alam semesta. Adapun asal kejadian mereka, sesungguhnya Al Qur’an  tidak menjelaskannya. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadist  yang diriwayatkan oleh Imam Muslim  bahwa malaikat itu dicipyakan Allah dari cahaya(nur), tanpa menerangkan bagaimana karakteristik cahaya(nur) tersebut. Oleh karena itu dzat malaikat yang sebenarnya tidak mungkin dapat dijangkau akal, karena ia berada diluar jangkauan panca indera dan akal manusia. tetapi wujudnya pasti, yang menurut penjelasan Al Qur’an, mereka berada di langit dan di bumi dan saling berpindah tempat diantara keduanya.

Perlu di ketahui, bahwasannya Allah SWT dalam menciptakan MaIaikat terdapat empat Malaikat yang mulia, yaitu: Israfil, Mikail, Jibril dan Izrail. Kepada keempat Malaikat yang mulia itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada di alam semesta ini. Kemudian kepada Malaikat Jibril Allah memberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah, pada Malaikat Mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan pembagi rizki, pada Malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada Malaikat israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.

         Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. berkata: Bahwasannya Malaikat Israfil memohon kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh, kemudian Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin, Allah juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung, kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya, sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab, yang sama membaca tasbih kepada Allah di setiap lisannya dehgan seribu bahasa. Kemudian dari Israfil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allah SWT sampai hari kiamat.
Di antara Malaikat yang diciptakan dari jasad Malaikat Israfil yaitu : Hamalatul Arsy (Malaikat penjaga Arsy) dan Kiramul Katibin (Malaikat pencatat amal perbuatan). Wujud mereka sama dengan Malaikat Israfil as. Malaikat Israfil setiap hari dan setiap malam melihat neraka tiga kali, maka merendah dirilah ia, dan menangis hingga badannya lemas, karena lemasnya diumpamakan seperti tali tambur. Dan tangisannya yang menyayat, andaikan Allah SWT tidak membendung aliran air mata Malaikat Israfil, sungguh, bumi ini akan penuh dengan air matanya, maka jadilah air mata itu bagaikan banjir taufan yang pernah dialami oleh Nabi Nuh beserta umatnya. Karena besarnya Malaikat Israfil andaikan ditumpahkan seluruh air laut dan air telaga di atas kepalanya, maka air itu jatuh bagaikan setetes air dari bumi.

iman kepada Malaikat berdasarkan dalil naqli, sebab akal tidak pernah mampu menjangkau  eksistensi/keberadaan malaikat . dalail syara tentang adanya malaikat  berasal dari ayat-ayat Al Qur’an dan sunnah Rasul, diantaranya adlah firman Allah SWT :


“ Allah telah terangkan bahwasanya tidak ada illah selain Dia, Yang menegakkan keadilan dan disaksikan  oleh para malaikat dan alhi-ahli ilmu. Tidak ada Ilah selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” ( QS Ali Imran 18 )



“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah (sungguh-sungguh) kepada Allah dan RasulNya dan kepada  kitab yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (Ketauhilah bahwa) siapa saja kafir terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS An-Nisa 136)

Sifat Malaikat

Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
  1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
  2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
  3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
  4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
  5. Mempunyai sifat malu.
  6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
  7. Tidak makan dan minum.
  8. Mampu mengubah wujudnya.
  9. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.
Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.
Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.
     

Tugas-Tugas Malaikat

                Al Qur’an dan sunnah Rasulullah telah menunjukkan berbagai tugas malaikat  yang bekerja menurut perintah dan seidzin Allah untuk mengatur apa yang ada di langit dan di bumi serta apa yang ada dan terjadi diantara keduanya. Misalnya, ada yang ditugaskan untuk mengatur peredaran Matahari, bulan dan bintang, mengatur peredaran awan dan turunnya hujan, mengatur terjadinya proses pembentukan janin didalam rahim. Ada pula yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi setiap manusia, menghitung dan menulis amal usaha manusia. Selain itu, ada pula yang ditugaskan untuk mencabut nyawa, bertugas di jahannam dan jannah, dan tugas-tugas lainnya. Jadi, para malaikat adalah tentara Allah yang paling banyak dari segi kuantitas dan paling banyak dari segi tugas-tugasnya. Inilah tentara yang paling agung. sebab merekalah yang mengatur alam semesta dengan idzin Allah.

Pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
                Tentang tugas-tugas malaikat,  Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan :
“Allah telah mewakilkan para malaikat untuk mengatur langit dan bumi. Mereka (para malaikat itu) bekerja dengan seidzin dan atas perintah Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT di dalam Al-Qur’an kadang menyebutkan bahwa pengaturan tersebut diserahkan kepada malaikat, seperti firman-Nya:



 “Demi para malaikat yang mengatur urusan alam “   ( QS An Nazi’at 5 )


Atau terkadang tugas-tugas pengaturan seperti itu dikaitkan (tersangkut langsung) terhadap  Allah, seperti firman-Nya:


 “Sesungguhnya Rabbmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian ia bersemayam di atas arasy untuk mengatur segala urusannya” (QS Yunus 3)


 “Katakanlah: “Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang  kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari dan mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dan siapakah  yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab :’Allah’. Maka, katakanlah: ‘Mengapa kalian tidak bertaqwa(kepada-Nya)?” ((QS Yunus 31)
                Jadi, Allahlah pengatur alam ini dengan perintah (idzin) dan kehendakNya, sedangkan malaikat mengatur alam ini hanya menjalankan atau melaksanakan perintah saja.
Perhatikan firman Allah SWT :


 “Sehingga bila datang kematian apada salah seorang diantaramu, lalu utusan-utusan Kami mewafatkannya, sedangkan para utusan (malaikat kami) itu tidak pernah lengah” ( QS Al An’am 61 )
                Atau,  terkadang Al Qur’an menyebut bahwa allahlah yang mematikan makhluk-Nya, seperti firman-Nya :


 “Allahlah yang mewafatkan jiwa ketika datang kematiannya” (QS  Az-Zumar 42)
               

Ibnu Qayyim lebih lanjut menjelaskan : “Sesungguhnya para malaikat yang bertugas dengan idzin Allah untuk mengatur urusan manusia sejak terjadinya proses pembuahan di dalam kandungan, sampai matinya manusia. Merekalah yang ditugaskan untuk memproses dan mengembangkannya tahap demi tahap sampai kepada bentuk manusia yang sempurna. Mereka jugalah yang menjaga ketika janin itu  masih berada dalam tiga lapisan (chorion, alantion, dan amnion) di dalam kandungan. mereka yang mencatat rezekinya, amal, ajal, sengsara, bahagia dan mengikuti manusia dalam setiap keadaan, serta mencatat perkataan dan perbuatannya. mereka melindunginya sewaktu manusia hidup dan mencabut nyawanya serta menghantarkan nyawa itu kembali kepada Allah yang menciptakan-Nya.
               

        Kitabullah dan sunnah menyebutkan jenis malaikat yang ditugaskan mengatur urusan-urusan makhluk-makhluk yang diciptakan.  Allah telah menugaskan sebagian malaikat-Nya untuk mengatur gunung (meletuskan  atau memunculkannya), sedang sebagian lainnya ada yang ditugaskan untuk membawa awan dan menurunkan hujan. Adapaun yang ditugaskan untuk mengatur semua proses yang terjadi di dalam rahim, dari pencampuran air mani dan sel telur dan ada pula yang ditugaskan mengatur peredaran tata surya... Jadi malaikat adalah tentara Allah yang paling agung.”
                Beliau menyebutkan ayat-ayat Al Qur’an mengenai hal ini (baca QS Al-Mursalat 1-5, An-Naziat 1-5, Ash-shaffat 1-3). 




Jumlah malaikat dan kekeliruan manusia terhadap Wujud Malaikat

Pada hakekatnya malaikat itu sangat banyak, tak ada yang mengetahui jumlahnya, Allah berfirman:


“Dan Tidak kami jadikan penjaga jahannam itu melainkan dari malaikat. Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan menjadi cobaan bagi orang-orang Kafir, suapaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman  bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan orang-orang Kafir mengatakan : “Apakah yang dikehendaki allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan? Demikianlah, Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang tahu tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan jahannam  Saqar itu tiada lain melainkan peringatan bagi manusia” (QS Al-Muddatstsir 31)
               
        Dalam ayat ini disebut bahwa mereka adalah tentara Allah, yaitu bertindak sebagai pelaksana tugas dan memiliki kekuatan dahsyat. Mereka bukanlah anak-anak Allah atau gadis-gadis Allah  seperti apa yang dipercayai oleh sebagian bangsa Arab dahulu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka itu Ilah. Allah telah membantah pandangan mereka dengan tegas:


“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu dianggap perempuan. Apa mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu?
Kelak pasti dituliskan (bohongnya) kesaksian mereka dan mereka pasti dimintai pertanggungjawaban” (QS Az-Zukhruf 19)
               
            Seluruh  malaikat, mempunyai sikap dan sifat mulia. Diantara sifat-sifat itu adalah mereka senantiasa patuh, takut dan taat kepada Allah, menghindarkan diri dari tergelincir ke jurang kemaksiatan serta selalu bertasbih siang malam terus menerus.
              
“Sesungguhnya Al-Bait Al-Ma’mur (rumah di langit ke tujuh yang dikelilingi para malaikat) dalam setiap hari dimasuki tujuh puluh ribu malaikat dan mereka tidak keluar daripadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Pada hari Jum’at, di setiap pintu-pintu masjid terdapat malaikat-malaikat yang menulis. Orang pertama dan seterusnya. Jika imam telah duduk, maka para malaikat menutup buku catatannya, kemudian mereka mendengarkan dzikir.” (HR. Imam Malik, Hadits ini shahih)
“Terkadang malaikat menjelma kepadaku seperti orang laki-laki, kemudian ia berbicara kepadaku dan aku memahami apa yang ia ucapkan.” (HR. Bukhari)
“Malaikat malam dan malaikat siang secara bergantian datang kepada kalian.” (HR. Bukhari)
“Allah menciptakan malaikat dari cahaya, menciptakan jin dari nyala api, dan menciptakan Adam dari apa yang telah disifatkan (dijelaskan) kepada kalian.” (HR. Muslim)



Macam-macam malaikat dan tugasnya
Malaikat adalah hamba Allah  yang dimuliakan dan utusan Allah  yang dipercaya. Allah  menciptakan mereka khusus untuk beribadah kepada-Nya. Mereka bukanlah putra-putri Allah  dan bukan pula putra-putri selain Allah . Mereka membawa risalah Allah , dan menunaikan tugas masing-masing di alam ini. Mereka juga bermacam-macam, dan masing-masing mempunyai tugas-tugas khusus. Di antara mereka adalah:
a. Malaikat yang ditugasi menyampaikan (membawa) wahyu Allah  kepada Rasul-Nya . Ia adalah Ar-Ruh Al-Amin atau Jibril .
Allah  berfirman:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 193-194)
Allah  menyifati Jibril  dalam tugasnya menyampaikan Al-Qur’an dengan sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan:
“Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
b.         Malaikat yang diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah .
Hal ini ditunjukkan oleh hadits Muslim dan Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda:
“Tatkala seorang laki-laki berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ –dari saluran-saluran yang ada- telah memuat air seluruhnya…” (HR. Muslim, 4/2288).
Ini menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak Allah.
c.         Malaikat yang diserahi terompet shur (sebagaimana yang ditafsirkan Rasulullah adalah tanduk yang ditiup), yaitu Israfil .
Ia meniupnya sesuai dengan perintah Allah  dengan tiga kali tiupan; Tiupan Faza’ (ketakutan), Tiupan Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri firman Allah :
“…di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan Dialah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 73)
Dan firman Allah :
“…kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. Al-Kahfi: 99)
Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
d.         Malaikat yang ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-rekannya.
Tentang tugas malaikat ini Allah  berfirman:
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)
Allah  juga berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An’am: 61)
e.         Para malaikat penjaga Surga.
Allah  mengabarkan mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zumar: 73)
f.          Para malaikat penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah.
Para pemimpinnya ada 19 dan pemukanya adalah malaikat Malik . Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah  ketika menyifati Neraka Saqar:
“Tahukah kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat.” (QS. Al-Mudatstsir: 27-31)
Dan Allah  bercerita tentang penduduk Neraka:
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf: 77)
g.         Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala keadaan/ihwalnya.
Mereka adalah (malaikat) Mu’aqqibat, sebagaimana yang diberitakan Allah  dalam firman-Nya:
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 10-11)
Dan firman Allah :
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…” (QS. Al-An’am: 61)
h.         Para malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik maupun amal yang buruk.
Mereka adalah Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia). Mereka masuk dalam golongan Hafadzhah (para penjaga), sebagaimana firman Allah :
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 80)
Allah  juga menyatakan, “(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)
Juga, “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)

Nama nama dan tugas para malaikat
 Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, berdasarkan Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut:
  • Jibril - Pemimpin para malaikat, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
  • Mikail - Pembagi rezeki kepada seluruh makhluk.
  • Israfil - Peniup sangkakala pada hari kiamat.
  • Munkar dan Nakir - Pemeriksa amal manusia di alam barzakh.
  • Malaikat Maut - Para pencabut nyawa seluruh makhluk, dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
    • Para pencabut dengan keras,
    • Para pencabut dengan lembut.
  • Malaikat penjaga surga - Penjaga pintu syurga.
  • Malik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan penjaga neraka.
  • Zabaniah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang bengis dan kasar.
  • Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.
  • Darda'il - Malaikat yang mencari orang yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan.
  • Hafazhah (Para Penjaga)
    • Kiraman Katibin - Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mencatat amal manusia sewaktu manusia itu hidup di dunia hingga di alam barzakh, kemudian malaikat tersebut menjadi saksi disidang hisab di Mahsyar.
    • Mu’aqqibat - Para malaikat yang selalu memelihara (menjaga) manusia dari kematian sampai waktu yang telah ditetapkan yang datang silih berganti.
  • Malaikat Qarin - Para malaikat pendamping manusia dari lahir hingga ajalnya, bertugas membisikkan hal-hal kebenaran dan kebaikan.
  • Malaikat Arham - Malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruh, menetapkan rizki, ajal, amal dan celaka atau bahagia pada 4 bulan kehamilan.
  • Jundallah - Para malaikat perang yang bertugas membantu nabi dalam peperangan.
  • As-Sijilli - Malaikat yang memberitahukan kepada Harut dan Marut tentang makhluk yang pernah membuat kerusakan dan pertumpahan darah dibumi.
  • Ad-Dam'u - Malaikat yang selalu menangis jika melihat kesalahan manusia.
  • An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk disinggasana berupa nayala api, ia memiliki wajah kuning tembaga.
  • Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi besera isinya dikatakan ia memiliki 70 ribu kepala.
  • Malaikat berbadan api dan salju - Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berzikir.
  • Ar-Ra'd - Malaikat pengatur awan dan hujan, ia mengaturnya dengan menggunakan petir sebagai cambuk.
  • Penjaga matahari - Sembilan Malaikat yang menghujani matahari dengan salju.
  • Malaikat Rahmat - Para penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab.
  • Malaikat `Azab - Para pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.
  • Malaikat penggiring - Para malaikat yang menggiring manusia di Mahsyar, malaikat itu bersama dengan malaikat penyaksi (Kiraman Katibin).
  • Malaikat pegunungan - Malaikat yang menjaga pegunungan.
  • Malaikat Bayt al-Makmur - 70 ribu malaikat yang setiap hari masuk ke Bayt al-Makmur kemudian salat dan mereka tidak akan keluar dari dalam tempat tersebut.
  • Malaikat penyeru manusia
    • Penyeru bulan Ramadhan - Satu malaikat yang terus menerus memanggil manusia beriman untuk bergembira dan manusia jahat untuk menahan segala kejahatan ketika malam pertama bulan Ramadhan hingga fajar
    • Penyeru dari pintu-pintu Surga - Para malaikat yang berseru kepada orang beriman untuk memasuki pintu-pintu tertentu tergantung dari amal ibadahnya.
    • Penyeru kebaikan setiap hari - Dua malaikat yang setiap hari berseru yang didengar oleh seluruh makhluk-Nya kecuali manusia dan jin.
  • Malaikat Laylat al-Qadr - Jibril dan serombongan malaikat yang turun setiap Laylat al-Qadr pada bulan Ramadhan.
  • Pengendali tali Neraka Jahannam - 70 ribu malaikat yang mengendalikan tali kekang Neraka Jahannam.
  • Pendoa manusia yang mendoakan saudaranya - Para malaikat yang berkata, "Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah do’anya bagi saudaranya) dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan", kepada orang yang mendoakan kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan mereka.
  • Penyampai doa pujian - Dua belas malaikat yang berebutan untuk menyampaikan doa pujian salah seorang sahabat nabi kepada Allah.
  • Pelindung dan pemberi dukungan orang beriman - Para malaikat yang pelindung orang-orang beriman ketika hidup didunia dan akherat, ketika orang beriman dalam keadaan sekarat mereka akan memberikan dukungan.
  • Pembeda haq dan bathil - Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan salah kepada manusia dan jin.
  • Penentram hati - Para malaikat yang mendoakan seorang mukmin untuk meneguhkan pendirian sang mukmin tersebut.
  • Penjaga pintu langit - Tujuh malaikat yang menjaga tujuh pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
  • Pemberi salam ahli surga - Para malaikat yang memberikan salam kepada para penghuni surga.
  • Pemohon kerahmatan (belas kasih)
    • Pemohon ampunan orang beriman - Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman.
    • Pemohon ampunan manusia di bumi - Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.
    • Pemohon ampunan para lelaki yang salat di masjid - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi para lelaki yang ikhlas salat berjamaah di masjid.
    • Pemohon ampunan pembesuk orang sakit - 70 ribu malaikat yang mengiringi dan mendoakan ampunan bagi umat muslim yang membesuk orang sakit.
    • Pemohon ampunan orang yang bershalawat kepada Nabi - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang-orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad
    • Pemohon ampunan orang yang mengajarkan kebaikan - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia.
    • Pemohon ampunan orang tidur dalam keadaan suci - Para malaikat yang berada didalam pakaian orang tidur dalam keadaan suci.
  • Penghormat penuntut ilmu - Para malaikat yang berhenti terbang karena ingin mendengarkan ilmu atau menghormati orang yang mencari ilmu pengetahuan.
  • Pengatur urusan dunia - Malaikat yang mengatur urusan manusia didunia.
  • Pendengar bacaan Qur'an
    • Pendengar bacaan Qur'an manusia ketika salat - Para malaikat yang mendengarkan dan menelan bacaan Qur'an ketika manusia salat.
    • Pendengar bacaan sahabat nabi - Malaikat yang mendengarkan bacaan Qu'ran Usayd bin Hudhayr.
  • Pendo'a orang yang berinfaq dan orang kikir - Para malaikat yang berdoa setiap pagi dan sore untuk orang yang berinfaq dengan doa kebaikan dan penahan infaq dengan doa kehancuran.
Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.
Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.
Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah: 97,98 dan QS 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah: 98) dan Malik (QS Al Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.


Perbedaan manusia dan malaikat
Perbedaan manusia dan malaikat dapat di lihat dari berbagai segi. Pertama, perbedaan dalam asal kejadiannya. Di dalam Al-Quran diterangkan dengan jelas asal terjadinya manusia, yaitu dari tanah liat, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Hijr ayat 26: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
Mengenai malaikat ini Al-Quran tidak menjelaskan asal terjadinya, tetapi Nabi SAW menerangkan bahwa malaikat itu dijadikan dari cahaya, sebagaimana sabdanya: “Malaikat itu diciptakan dari cahaya sedangkan jin dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada semua (dari tanah).” (HR Muslim dari Aisyah).
Kedua, perbedaan dalam sifat-sifatnya. Ada beberapa hal yang membedakan sifat-sifat manusia dan malaikat.
1) Manusia mempunyai akal, nafsu, dan perasaan sedangkan malaikat tidak.
2) Manusia merupakan mahkluk kasar (nyata) yang perlu makan dan minum, berlainan jenis, serta melakukan perkawinan, sedangkan malaikat merupakan mahkluk halus (ghaib) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Malaikat itu bukan laki-laki dan bkan perempuan. Malaikat tidak makan dan tidak minum.
Ke-3) Manusia ada yang taat dan ada yang durhaka kepada Allah SWT. sedangkan malaikat tidak berbuat maksiat (durhaka) kepada Allah SWT. dan selalu taat melaksanakan segala perintah-Nya. Firman Allah SWT: “Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Al-Anbiya: 26-27)
Ke-4) Manusia tidak dapat berubah wujud, sedangkan malaikat dapat berubah wujud dan menjelma sebagai manusia atas qudrat dan iradat Allah SWT. misalnya, malaikat Jibril pernah menampakkan diri kepada Nabi SAW sebagai Dihyah (seorang pemuda yang tampan).
Nabi SAW bersabda: “Kadang-kadang malaikat (Jibril) itu menjelma di hadapanku sebagai seorang laki-laki, kemudian berbicara kepadaku, sedangkan aku juga paham (mengerti) apa-apa yang ia katakan”. (HR Bukhari)
Iman kepada Malaikat berarti mengimani bahwa Allah SWT dan selalu patuh mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Kedudukan manusia dan malaikat di sisi Allah swt antara lain untuk mengawasi perbuatan manusia, mencatat amal perbuatan manusia, mencabut nyawa manusia, menanyai manusia dalam kubur, menyampaikan wahyu, menjaga neraka dan menjaga surga.
Kedudukan manusia dan malaikat di sisi Allah SWT adalah bahwa manusia diciptakan dari tanah, dengan sebaik-baik bentuk dan kejadian, sebagai khalifah di Bumi. Manusia ada yang taat dan ada pula yang ingkar kepada Allah SWT.



Beriman kepada malaikat
Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu meyakini secara pasti bahwa Allah  mempunyai para malaikat yang diciptakan dari nur (cahaya), tidak pernah mendurhakai apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah  perintahkan kepada mereka.
Dalil-dalil yang mewajibkan beriman kepada malaikat:
a.         Firman Allah  dalam surat Al-Baqarah:
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285)
Allah  menjadikan iman ini sebagai pokok aqidah (keimanan) seorang mukmin.
b.         Firman Allah I pada ayat lainnya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…“ (QS. Al-Baqarah: 177)
Allah  mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengkafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah  berfirman:
“… Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 136)
c.         Sabda Rasulullah  ketika menjawab pertanyaan Jibril  tentang iman:
“Yaitu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, I/37 dan Al-Bukhari, I/19-20)
Rasulullah  menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang qath’iy (pasti), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada mereka berarti menyalahi kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar